BN,, Jepara – Ketua Pengerak Forum Komunikasi Mushalla (FKM) Jepara pada hari Senin, 30/06/2024, Bersama Kiai muda Misbahul Ulum, membuka forum diskusi pengembangan dan penguatan fungsi mushalla di masyarakat. Hal ini dianggap penting guna memberikan kenyamanan bagi jamaah, terutama anak-anak. Acara ini digelar di Resto Steak & Chicken di Pulodarat Pecangaan Jepara, Jawa Tengah. 20/07/2024.
Diskusi tersebut dihadiri oleh 15 orang, di antaranya KH. Adib Khoiruzzaman (Ponpes Walisongo), Kiai Syaiful Amri (Mushalla Azzahra Sowanlor Kedung), organisasi kemasyarakatan, para ustadz dan pemuda penggiat kegiatan mushalla, serta perwakilan media seperti Edi John, Hasan, Maskuri, dan Susiyanto.
Pada kesempatan itu, Kiai Syaiful Amri menyambut baik adanya diskusi pengembangan mushalla ke arah penguatan posisi membangun akhlak. Beliau berharap mushalla mampu berperan sebagai kontrol bagi generasi muda dan anak-anak. Selain untuk salat dan mengaji, mushalla juga diharapkan mampu memberikan pendidikan tidak hanya agama tetapi juga moralitas (substansif).
Sementara itu, KH. Adib Khoiruzzaman (Gus Adib) menyampaikan pandangannya terkait fungsi mushalla. Menurutnya, selama anak-anak masih mau melakukan salat, mereka masih bisa diarahkan. Bahkan, anak-anak yang nakal pun masih memiliki peluang untuk berubah jika orang tua mampu mengarahkan mereka untuk salat. Namun, Gus Adib mengamati bahwa mushalla semakin lama semakin sepi. Mushalla tidak hanya untuk salat, tetapi juga bisa untuk mengarahkan kearah kebaikan-kebaikan yang ada di masyarakat. Banyaknya anak-anak yang mempunyai kegiatan sekolah seperti les menjadi salah satu kendala sepinya mushalla.
Gus Adib merasa terbeban untuk meningkatkan fungsi mushalla bagi pengembangan mental dan akhlak anak-anak. Menurutnya, adanya mushalla berjalan merupakan langkah positif untuk mengembangkan kesadaran dalam menjalin silaturahmi. Pengelolaan mushalla yang menarik bagi jamaah perlu pendobrak kebiasaan lama seperti mengunci pintu sehingga masyarakat yang ingin melakukan salat terhambat.
Faza Ersyada, penggiat mushalla di Bulungan Pakisaji, berharap hasil diskusi terkait penguatan posisi mushalla di masyarakat dapat disepakati dan diamalkan bersama-sama sehingga keberadaan mushalla dapat lebih maksimal kemanfaatannya bagi kepentingan umat.
Pertemuan para kiai dan aktivis mushalla tersebut juga menghadirkan beberapa pelaku dunia usaha, di antaranya PT. Jepara Beton Jaya, PT. Pessad Solusi Cemerlang, Kampung Steak & Chicken, Perusahaan Jasa Ekspedisi, serta Snack & Catering Mbak Fat.
Pelibatan pengusaha dalam Forum Komunikasi Mushalla (FKM) adalah komitmen bersama lintas sektoral. Ditemui di tempat terpisah, Ir. Supriyanto sebagai Direktur Utama PT. Jepara Beton Jaya yang bergerak di bidang konstruksi mengkonfirmasi keterlibatan perusahaan dan pribadinya dalam agenda program FKM. Ia menyatakan dukungan penuh untuk setiap kegiatan FKM dan siap mengambil peran utama dalam program pemberdayaan mushalla, yakni support system.
Mas Pri, panggilan akrab Dirut PT. JBJ, menambahkan bahwa perusahaan akan terbuka bekerja sama dalam upaya sinergitas dengan para kiai pemangku mushalla di Jepara. Salah satu aspek penting perusahaan adalah terlibat dalam pengembangan masyarakat melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR), sehingga masyarakat akan merasakan langsung dampak positif adanya kegiatan usaha seperti pengelolaan CSR melalui lembaga mushalla untuk kemanfaatan para jamaahnya.Ungkapnya.
Fuad, Sekjen Ikatan Keluarga Alumni Sunan Kalijaga (IKASUKA) DPC Kabupaten Jepara, memberikan contoh minimnya pembangunan di beberapa mushalla yang hanya sebatas perbaikan sehingga kurang maksimal. Kendala sepinya anak-anak yang memanfaatkan mushalla di antaranya kekolotan orang tua. Anak-anak perlu kebahagiaan dalam menikmati mushalla, sehingga dipandang perlu melengkapi fasilitas yang disukai anak-anak. Perlu menciptakan daya tarik bagi anak-anak seperti tempat bermain sehingga mereka senang.Ujarnya.
Masalah pengelolaan mushalla sering dihubungkan dengan kesejahteraan, seperti guru ngaji dan merbot. Kendala lainnya adalah memenuhi fasilitas kelengkapan seperti tempat wudhu dan toilet. Minimnya anggaran sangat mempengaruhi pengembangan fisik mushalla. Diharapkan kesulitan ini dapat disampaikan kepada pemerintah daerah yang merupakan stakeholder. IKASUKA Jepara pernah menginisiasi program mushalla bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara pada tahun 2022. Ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Asnaf, perwakilan Direksi PT. Jepara Beton Jaya terkait kesepakatan bersama FKM dan perusahaan yang masih sebatas wacana atau suam-suam kuku. Asnaf menyoalkan arah tujuan adanya mushalla harus jelas. Ia meminta agar apa yang disepakati dapat dijalankan secara serius sehingga membawa manfaat maksimal bagi jamaah mushalla dan masyarakat. Tambahnya.
Mbah Ulum berharap pertemuan diskusi ini bermanfaat dan dapat diamalkan sehingga mampu berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Jepara. Mbah Ulum mengimbau agar kesepakatan ini dapat ditindaklanjuti bersama dengan menggandeng stakeholder agar penyediaan sarana prasarana dapat terpenuhi. Khususnya, bagaimana optimalisasi peran mushalla di Jepara sehingga FKM mempunyai bargaining dalam aspek legacy atau setidaknya dilibatkan dalam pengambilan kebijakan oleh Top Leader di pemerintahan Kabupaten Jepara. Pungkasnya.
Sumber :: Uluem
Editor : Mskr – IM. ALMI-J