Garut 5 Juni 2025 bin pres com. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di salah satu destinasi wisata religi di Garut, Ceng Kokom, menyampaikan keberatannya terkait pemberitaan yang dimuat oleh salah satu media online berinisial LRI, yang dinilai tidak berimbang dan berpotensi mencemarkan nama baik.
Dalam wawancaranya dengan wartawan Berita Investigasi Nasional (BIN), Ceng Kokom menyatakan bahwa pemberitaan terkait dugaan adanya tarif atau pungutan di lokasi wisata tersebut tidak sepenuhnya benar.
“Semua keputusan yang diambil di lokasi wisata kami adalah hasil musyawarah desa, yang dihadiri oleh pihak desa, Bhabinkamtibmas, dan masyarakat sekitar. Tidak ada yang dilakukan sepihak,” jelas Ceng Kokom.
Ia menegaskan, sebagai Ketua Pokdarwis, dirinya tidak pernah dihubungi atau dikonfirmasi terlebih dahulu oleh pihak media yang bersangkutan sebelum berita itu diterbitkan. Padahal, menurutnya, setiap pihak yang disebut dalam pemberitaan berhak memberikan klarifikasi atau hak jawab.
Selain itu, ia juga menyoroti penggunaan foto yang diduga tidak relevan, karena bangunan yang ditampilkan adalah bangunan lama dari tahun 2018 yang sudah mengalami perubahan signifikan.
“Mereka pakai foto bangunan lama yang jelas sudah tidak sesuai kondisi sekarang, ini menyesatkan opini publik dan tidak sesuai etika jurnalistik,” ujar Ceng Kokom.
Ceng Kokom juga membantah informasi soal pengelolaan parkir yang disebut dalam pemberitaan. Ia menegaskan bahwa pengelolaan parkir tidak berada di bawah Pokdarwis, melainkan dilakukan oleh warga dan pengurus RW setempat.
“Kami tidak mengelola parkir. Itu urusan RW dan warga setempat. Kenapa Pokdarwis yang disudutkan?” imbuhnya.
Atas dasar itu, Ceng Kokom bersama timnya meminta kepada media LRI untuk segera memberikan klarifikasi secara terbuka, serta menjalankan hak jawab sesuai UU Pers. Jika tidak, pihaknya menyatakan akan menempuh langkah hukum dan mengadukan kasus ini ke Dewan Pers.
“Kami tidak ingin memperkeruh suasana. Tapi sebagai warga negara, kami punya hak untuk dilindungi dari pemberitaan yang tidak akurat dan merugikan,” tutupnya.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Ceng Kokom saat diwawancarai oleh tim jurnalis Ida Parida dari BIN, di lokasi wisata yang sedang menjadi sorotan tersebut.
(Ida Parida)