Arogansi Kepala Sekolah PKBM Arodiah Menjadi Sorotan Media di Kabupaten Garut
Garut – Tindakan arogansi Kepala Sekolah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Arodiah, Ibu Yeni, kini menjadi perbincangan hangat di berbagai media di Kabupaten Garut. Masalah ini mencuat setelah Marwan, seorang wartawan, mengaku nomornya diblokir oleh kepala sekolah tersebut setelah mempertanyakan status legalitas dan izin operasional PKBM Arodiah.
Investigasi yang dilakukan oleh tim media Berita Investigasi Nasional menemukan bahwa tidak hanya Marwan, tetapi sejumlah wartawan lain juga mengalami hal serupa. Mereka mengungkapkan bahwa nomor mereka diblokir tanpa penjelasan, meskipun belum pernah ada kunjungan fisik atau investigasi langsung ke sekolah tersebut.
“Saat kami mencoba menghubungi lagi dengan nomor berbeda, ternyata nomor kepala sekolah masih aktif, namun ketika kami bertanya mengapa nomor kami diblokir, jawabannya seolah-olah tidak pernah ada masalah. Bahkan kepala sekolah mengklaim tidak pernah memblokir nomor kami,” ungkap salah satu wartawan yang turut menjadi korban pemblokiran.
Ketika ditanyakan lebih lanjut mengenai status dan operasional PKBM Arodiah, Kepala Sekolah Ibu Yeni justru memberikan jawaban yang mengejutkan. Ia menyatakan bahwa PKBM tersebut sedang dalam proses pengunduran diri ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, dengan alasan harus mengembalikan dana siltap (insentif) sebesar Rp 10 juta. Selain itu, ia juga menuduh adanya upaya pemerasan oleh sejumlah wartawan.
“Jika benar ada pemerasan, mengapa tidak dilaporkan kepada pihak berwenang?” tanya salah satu wartawan yang merasa tuduhan ini tidak berdasar.
Banyak pertanyaan muncul terkait dengan PKBM Arodiah, terutama mengenai legalitas, domisili, penggunaan data dapodik, dan jarangnya kegiatan yang dilaporkan. Wartawan yang pernah melakukan konfirmasi langsung mengungkapkan bahwa papan informasi PKBM tersebut juga tidak ada di lokasi, menimbulkan kecurigaan lebih lanjut.
Hal ini menjadi perhatian besar bagi media, terutama setelah informasi terkait pengunduran diri PKBM Arodiah terungkap. Namun, hingga kini, klarifikasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut belum diperoleh. Salah satu Kasi di dinas tersebut, yang menurut informasi merupakan saudara dari Ibu Yeni, belum memberikan jawaban, dengan alasan kesibukan.
Seiring dengan mencuatnya masalah ini, para wartawan dan masyarakat meminta agar Dinas Pendidikan segera melakukan klarifikasi dan pembinaan terhadap PKBM Arodiah, mengingat program yang mereka jalankan, termasuk program pemberantasan buta huruf, mendapat anggaran yang cukup besar.
Kasus ini masih terus berkembang, dan media serta publik menanti langkah tegas dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas dugaan ketidakberesan di PKBM Arodiah.
(Ida parida