Oknum Kades di Garut Tantang Wartawan Duel, Wartawan : ” Hormat lah Pada Hukum Negara Kita”
Bin pers 09,, Garut tgl 11.2. 2024- Lagi, lagi dan lagi, entah apa yang terbenak di dalam pikiran oknum sang kades berinisial JS ini, dengan lantang nya tiba-tiba mengatakan lewat aplikasi Whas Aap, jika ingin bertarung silah kan tunjukan alamat anda, dan akan saya kejar. Kali ini hal yang sudah tak asing lagi (Arogansi) untuk dunia jusnalist menimpa salah satu wartawan online Jejak Kriminal.Net yang bernama Roni Santosa.
Sikap arogansi oknum kepala desa JS di Wilayah Garut utara , sungguh di luar nalar, yang seharus nya memberikan edukasi dan pelayanan yang baik kepada publik sebagai pejabat di desa malah sebalik nya menantang jurnalist untuk bertarung, padahal menurut keterangan dari Wartawan Roni Santosa hanya ingin melakukan wawancara saja tidak ada kata yang lain nya,
” Kejadian ini memang sangat aneh, dan baru sekarang ini terjadi pada saya, padahal saya ini kan berusaha baik kepada kades, kok malah dianggap permusuhan menantang serta akan mendatangi saya kerumah untuk di ajak duel, seperti yang sudah kebal hukum saja, saya rakyat saya bayar pajak dan ini negara Indonesia, hormati hukum di Negara Kita”, tandas Roni, rabu (11/02/2025).
Berdasarkan pengakua dari dua wartawan Jejak Kriminal.Net, kejadian ini berawal dari adanya tentang pembangunan jalan dari BANKEUDes yang besaran nominal nya Rp.1,2M (satu miliyar dua ratus juta rupiah) dan hal itu di ungkap kepada pemerintah desa lewat kaur perencanaan bahwa jalan yang sudah di bangun telah di temukan kerusakan di sejumlah badan jalan .
” saya bersama rekan sudah sepantas nya melakukan kontrol sosial, apa salah nya, apa yang saya langgar, kan berita di tayangkan meski sesuai dengan apa yang saya lihat dan apa yang saya dengar, lagian jelas kok di lokasi banyak kerusakan dan saya pertanyakan kepada desa, salah nya dimana, ini tidak demokratis”, ungkap nya.
Secara terpisah kejadian tentang ajakan adu duel dari oknum kades ini, awak media pun menghubungi kades untuk di lakukan wawancara, ” kang Roni ini di Wa oleh saya tapi tidak membalas, saya menyangka kang Roni ini mempermain kan saya maka nya saya mengetik itu”, ungkap kades.
Adanya kejadian intimidasi kepada wartawan Roni Santosa, sejumlah awak media ikut prihatin dengan ungkapan oknum kepala desa berinisial JS seperti itu, padahal wartawan hanya melaksanakan tugas sesuai dengan pungsi nya. Namun apa dikata permasalahan tentang intimidasi untuk para jurnalis ini kerap terjadi seolah menjadi budaya, padahal negara kita negara hukum.
Pada dasar nya semua wartawan tetap taat, patuh dan tunduk pada hukum yang ada di Negara Indonesia demi tercipta nya keadalilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia seperti yang tercantum dalam pancasila di butir ke lima, namun hal itu dianggap khiasan semata sejumlah para oknum.
Meski begitu harus nya pejabat desa atau pejabat publik taat pada rakyat dalam melaksanakan tugas nya, jangan menganggap jabatan kepala desa adalah kekuasaan yang bisa semena mena mengintimidasi jurnalist atau warga warganya, karena dalam hal ini setinggi apapun jabatan tetap mengkeruk keringat rakyat.